Monday, June 25, 2018

Drama Ojol (30 Hari Menulis: Hari ke-1)

#30harimenulis #30harimenulis2018 #harike1

Drama Ojol (Ojek Online)


TITITITIT.. TITITITITIT...

"Duh, berisik amat sih!?" gumam Abdi kesal, seraya mengambil hapenya dan mematikan alarmnya. Harusnya sih, sehabis alarm itu, dia bangun dan langsung Shalat, tapi apa daya, matanya masih terasa berat dan akhirnya dia pun tidur lagi.

TITITITIT.. TITITITITIT...

"Lha, masih bunyi?" gumam Abdi lagi, kembali kesal. Padahal dia kan yang masang alarm phase 2 sebagai jaga-jaga kalau alarm phase 1 tadi terlewat (Udah kayak Marvel Cinematic Universe yah ada fase-fasenya? Hehe).

"Iya deh, iya, gua bangun!" kicau Abdi sambil mematikan alarmnya lagi. Dan karena dia sadar kalo ini udah alarm phase 2, dia pun segera beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk buang air, sikat gigi, dan berwudhu. Yah, walaupun alarm phase 2-nya termasuk rada telat alias hampir kesiangan, tapi masih bisa lah buat Shalat Subuh mah.

Eh, tapi Abdi keingetan kalau semalem tuh dia habis main futsal dan belum mandi. Badannya pun masih lengket-lengket semua. Alhasil, dengan terpaksa, dia pun harus membilas badannya juga di waktu Subuh menjelang pagi itu.

"Brrr, dingin banget euy.." ujarnya ketika dia mengguyurkan air ke atas kepalanya untuk pertama kali. Yeah, cuaca Bogor di pagi itu emang lagi dingin-dinginnya sih, bahkan saking dinginnya kalo kita ngomong dijamin bakal keluar uap dari mulut deh.. *lebay*.

"Otong, maaf ya elo jadi mengkerut sehabis gua mandi.." sesal Abdi kepada 'adik'-nya ketika dia keluar dari kamar mandi.

"Tapi tenang, nih, gua tutupin lagi biar anget.." cerocosnya lagi saat dia memakai setelan baju dan celana rapi. Tak lupa, dirinya pun bercermin untuk memastikan gayanya sekali lagi. Yak, okelah untuk ukuran tukang ojek, batinnya sambil tersenyum. Di saat dirinya masih bercermin, matanya melirik ke arah jam dinding yang ada di kamarnya, dan dia pun kaget, "Waduh, udah jam setengah enam aja nih.. Bisa telat Shalat Subuh dong!"

Tanpa ba.. bi.. bu.. Abdi segera menghamparkan sejadahnya dan menunaikan Shalat Subuh dengan khusyu'. Gimana ga khusyu' coba, orang shalatnya juga versi kilat. Jadi sebelum pikiran teralihkan kemana-mana, gerakan shalatnya udah keburu pindah. Hehe..

Yak, shalat pun sudah kelar, sekarang saatnya untuk 'dinas pagi'. Abdi segera mengeluarkan jaket ojol kebanggaannya dari lemari dan memakainya. Dengan penuh semangat, dia pun langsung menuju ruang depan tempat dia memarkir motornya. Eit, sebelumnya dia nyalakan dulu aplikasi driver di hapenya, and here we go... Abdi mengeluarkan motor maticnya itu ke teras rumah. Setelah itu dia nyalakan mesin motor itu dan mendiamkannya dulu untuk memanaskan mesinnya (Padahal tinggal kata-katain aja motornya ya, entar juga panas.. Wekeke). Sip, motornya udah ready.. Abdi pun naik ke atas motor kesayangannya itu, siap untuk mendapatkan penumpang pertamanya.

Namun, belum juga dia menarik gas motornya..

Hujan besar disertai petir tiba-tiba turun...

Terpaksa dia urungkan niatnya untuk narik ojek di pagi itu dan berdoa semoga cuaca segera membaik. Sekarang, sambil menunggu hujan berhenti, saatnya untuk tidur kembali dan menyalakan alarm phase 3.

Selesai..

(462 kata)

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

Okey, udah lama banget ga nulis  fiksi garing kayak gini. Jadinya masih rada kaku. Beruntung ada event 30 hari menulis lagi yang diadain di fb. Dan ini adalah tulisan di hari pertama. Semoga bisa konsisten sampai akhir ya!

Oh iya, tulisan drama Ojol ini mudah-mudahan masih bisa dilanjut dengan kisah lainnya. Kebanyakan diangkat dari kisah nyata yang kesebar viral di medsos atau dari cerita curhatan temen yang jadi ojol juga. Ya, salah satunya soal kebanyakan Ojol yang mesti gigit jari ketika hujan turun kayak tulisan di atas. Meskipun ga sedikit juga yang tetep maksa narik sih supaya dapur tetep ngebul. Last but not least, silakan tinggalkan komen untuk saran dan komentarnya yo! Arigatou!

No comments: