Saturday, June 30, 2018

Review Buku: Dilan 1990 by Pidi Baiq (30 Hari Menulis: Hari ke-6)


#30harimenulis #30harimenulis2018 #harike6



Review Buku: Dilan 1990 (Pidi Baiq)

Siapa sih orang zaman now yang ga kenal ama si Dilan? Tokoh fiktif (yang katanya terinspirasi dari kisah nyata) ini sempat booming dan viral karena gombalannya yang receh tapi bikin klepek-klepek kaum hawa yang mendengarnya. Bahkan film yang diangkat dari novel karangan Pidi Baiq ini sukses menjadi film terlaris no 2 untuk film rilisan 10 tahun terakhir ini. Eit, tapi disini gw bukan mau membahas filmnya lho, melainkan membahas bukunya yang sudah ada tiga seri: Dilan: Dia adalah Dilanku 1990, Dilan: Dia adalah Dilanku 1991, dan Milea: Suara dari Dilan. Sebagai pembukaan mari kita bahas buku pertamanya dulu, Dilan 1990.

Sinopsis:

Buku ini bercerita tentang kisah cinta Milea saat dia baru pindah sekolah ke Bandung. Dimana dia bertemu dengan seorang siswa bernama Dilan yang sepertinya naksir kepadanya. Awalnya Milea merasa risih dan bertanya-tanya tentang sesosok pria yang mendekatinya itu. Tapi lama kelamaan Milea juga malah selalu merindukan sosok itu dan berharap bisa jadi pacarnya juga. Hanya saja hubungannya tak semudah itu terwujud, karena ternyata Milea masih berstatus pacaran dengan Beni saat bersekolah di Jakarta. Bagaimana akhir kisah Milea berlanjut? Apa dia akhirnya memilih Dilan yang membuatnya nyaman atau Beni yang cemburuan?

Review:

Jujur aja, baca buku ini juga karena sebelumnya gw udah nonton filmnya. Untuk filmnya sendiri sih gw suka banget. Mengalir enak meski tanpa konflik yang dibuat-buat. Konfliknya membumi lah, khas ala kisah romansa anak sekolah. Kalo bukunya? Ternyata sama-sama enak diikuti euy. Bahasanya ringan dengan sudut pandang dari Milea yang ga lebay. Cuma penyesalan gw adalah ya seperti dibilang di kalimat awal, gw nonton filmnya dulu sebelum baca.

Alhasil pas baca bukunya, imajinasi yang kebayang ketika baca bukunya ya apa yang ditampilin di film. Dilan sama dengan Iqbal, Milea adalah Vanesha Prescilla, dan lain-lain. Mana isi bukunya ternyata hampir semuanya sama dengan filmnya. Untungnya gw masih bisa nikmatin baca bukunya, karena memang tulisan Pidi Baiq asyik pisan sih. Ga njelimet sok puitis tapi ngena. Jadi gw pun ngerti kenapa para cewek-cewek klepek-klepek dengan karakter Dilan, apalagi kalo di pikiran mereka itu kebayang si Iqbal-nya. Haha..

So, menurut gw, buku Dilan 1990 karya Pidi Baiq ini sangat direkomendasikan, terutama buat mereka yang pernah (dan bakal) merasakan cinta monyet semasa sekolah juga. Cocok buat kalangan kids zaman old karena bakal bernostalgia dengan 90’s stuff, cocok juga buat kids zaman now yang mencoba pedekate ala ala tahun 90an. Hehehe.. Yang pasti untuk seri selanjutnya, gw bakalan baca bukunya dulu sebelum nonton filmnya supaya bisa nikmatin imajinasi versi sendiri terlebih dahulu.

Skor 3,5/5 bintang

#409kata

No comments: