#30harimenulis #30harimenulis2018
#harike23
Tema: Fiksi Drama/Romance/Komedi/Action
(pilih salah satu)
Sesal
“Indra, tolong ambilin tisu dong
di atas!” pinta Ibuku dari ruang tamu.
“Entar ya, Bu, tunggu dulu. Soalnya
belum beres nih. Kalau mau cepet suruh si Teteh aja, kayaknya dia mah lagi
nyantai..” jawabku yang sedang berada di ruang tengah.
Euh, si Ibu mah memang kebiasaan. Ga liat apa anaknya lagi sibuk.
Bentar lagi menang nih, Bu! Lagian, selalu aja tiap aku lagi santai atau lagi
maenin game favoritku, pasti diganggu. Apa aku anak tiri ya? Disuruh-suruh
melulu soalnya.
“Dra, mana tisunya? Si Teteh mah
kan lagi tidur!”
Tuh kan, tuh kan, padahal udah sekitar 10 menitan suasana aman. Eh,
malah nyuruh lagi. Pura-pura ga denger aja ah.
Aku pun fokus memainkan hape lagi.
Tiba-tiba terasa ada belaian
lemah di kepalaku. Kudongakkan kepalaku, ah, ternyata ibu. Aku pun menunduk
lagi, mataku kembali lagi ke layar hape.
“Ya udah, Ibu ambil sendiri aja tisunya
ya, sayang..” bisiknya dengan suara lembut.
Kedua ujung bibirku terangkat.
Aku tersenyum. Gitu dong, Bu! Itu baru
Ibuku!
Mataku melirik sebentar ke
arahnya, Ibuku menggeleng-gelengkan kepala. Tapi ketika dia sadar aku sedang memerhatikannya,
dia pun menyunggingkan senyuman. Aneh. Padahal aku tahu dia pasti marah karena
perintahnya tak kuturuti.
Kudengar langkah beratnya menjauh.
Dia berjalan ke arah tangga yang berada di pojok. Sesampainya di situ, kakinya dia
pijakkan di anak tangga. Namun, baru saja dua anak tangga dia pijak, ibuku sudah
sempoyongan. Dia pun terjatuh hingga terdengar suara benturan yang lumayan
keras.
“IBUUU!!”
Kulempar hapeku yang dari tadi
kumainkan. Aku pun berlari menuju arah suara dan mendapati ibuku sudah tergolek
tak berdaya. Dia pingsan. Kupeluk tubuhnya erat. Kemudian kurasakan ada sesuatu
yang hangat membasahi tanganku. Dengan takut, kuangkat tanganku yang gemetaran.
Mataku pun membelalak ketika melihat cairan merah kental menempel di seluruh
bagian tanganku.
Ini kan darah! Ya ampun, kepala ibu berdarah!
“TETEEEH! IBUUUU, TEEH!”
Aku hanya bisa berteriak sambil memanggil
kakakku yang sedang tertidur. Air mata pun tiba-tiba mengalir deras dari kedua
mataku.
“Ibu, bangun, Bu! Jangan dulu
tinggalin Indra!” ujarku penuh putus asa. “Indra janji kalau Ibu bangun, Indra
bakal nurutin perintah Ibu. Sekarang juga Indra ambilin tisu deh.”
Kupeluk lagi ibuku. Kurasakan
tubuhnya semakin kaku. Tak ada nafas menderu lagi dari hidungnya. Suara detak
jantungnya pun telah hilang.
“IBUUU!! MAAFIN INDRA, BUU!”
Selesai
#367kata
NB:
Nyoba keluar dari comfort zone
alias zona nyaman. Biasanya pan doyannya nulis komedi, sekarang nyobain genre
drama. Moga masih bisa dinikmatin ya. Ditunggu saran dan komentarnya.
NB 2:
Btw pas nulis ini, jadi keingetan
almarhumah ibu juga. T_T
No comments:
Post a Comment