#30harimenulis #30harimenulis2018
#harike20
Review Film:
Koki-Koki Cilik
Poster Koki-koki Cilik |
Terhitung ada dua film Indonesia bertemakan
anak-anak yang dirilis bulan Juli 2018 ini, yang pertama film “Kulari ke Pantai”
garapan Miles Production dengan sutradara Riri Riza (Petualangan Sherina, Ada
Apa Dengan Cinta 2) dan kedua “Koki-koki Cilik” produksi MNC Pictures dengan
sutradara Ifa Ifansyah (Garuda di Dadaku, Ambilkan Bulan). Keduanya sempat membuat
gw bingung untuk memilih film mana yang bakal ditonton di bioskop. Maklum
budjet nonton gw tuh terbatas, padahal pengennya sih gw tonton dua-duanya.
Akhirnya keputusan film mana yang
bakal ditonton itu gw serahin kepada ponakan gw (baru masuk SD nih) yang nanti
diajak. Dan dikarenakan iklan Koki-koki cilik lebih sering ditampilin di tv, ga
perlu waktu lama buat dia milih film itu. Jadilah di hari Jumat kemaren, gw
sebagai paman yang baik langsung ngajak dia ke salah satu jaringan bioskop yang
ada di kota Bogor.
Film Koki-koki Cilik bercerita
tentang Bima (Faras Fatik) yang memliki cita-cita untuk menjadi seorang koki
seperti ayahnya. Untuk menggapai cita-cita itu dan membuktikan kemampuan
masaknya, dia pun ingin ikut ke salah satu ajang lomba memasak yang diadakan
tiap tahun bernama Cooking Camp. Ibu Bima (Fanny Fabriana) dan tetangga
sekitarnya pun jelas saja mendukung keinginan Bima agar bisa menjadi Master
Chef cilik dan menjadi juara pertama di acara itu. Tapi tentu saja itu bukan
perkara mudah, karena dia harus menghadapi Audrey (Chloe X) yang sudah
menjuarai lomba memasak itu selama tiga tahun berturut-turut. Akankah Bima bisa
menjadi juara di ajang itu? Dan akankah usaha Bima untuk mencapai cita-citanya
itu berhasil?
Entah ya, dibanding dengan karya
om Ifa Isfansyah yang lain, filmnya kali ini tuh kalo menurut gw rada kurang
smooth. Perpindahan adegan satu ke yang lain itu ga alus. Pengguliran ceritanya
juga kurang ngalir gitu aja. Motivasi Bima untuk jadi chef itu kan ingin ngikutin
jejak ayahnya, tapi kita ga pernah tahu background ayahnya selain dia adalah koki handal. Yah,
minimal kasih tau aja lah dia kerja dimana gitu. Eh, tapi karena filmnya
diperuntukin buat anak-anak mungkin penggarap film pikir mereka ga perlu
jelasin sedetail itu kali ya?
Aura kompetisi yang biasanya
ditampilin di film serupa juga ga gitu kerasa. Padahal ini kan lomba yang rutin
diadain dan diliput oleh media, harusnya feel persaingannya bisa lebih kerasa.
Terus entah kenapa di setiap pengumuman siapa yang lolos ke babak selanjutnya
tuh ya biasa aja, ga ada tegang-tegangnya gitu lah. Beda banget kayak dulu kita
nyaksiin Garuda di Dadaku yang digarap oleh sutradara yang sama.
Untuk jajaran departemen akting
pun karakter anak-anaknya lumayan lah. Faras Fatik yang didapuk sebagai pemeran
utama, cukup berhasil memerankan peran itu dengan baik. Meskipun di beberapa
sesi, aktingnya keliatan masih kurang natural. Chloe X yang diceritakan sebagai
saingannya pun bisa nampilin sisi emosi yang rada OK terutama pas dia jabarin
alesan dia ikutan lomba tersebut. Sedangkan jajaran geng lainnya yang jadi
temen Bima, lumayan bisa bantu nyairin suasana dan sering banget bikin para
penonton ketawa.
Sedangkan untuk pemeran dewasa,
yang paling menonjol tentu aja Morgan Oey yang meranin mantan koki bernama Rama
yang nantinya bakal jadi guru Bima. Ngeliat aktingnya, kita bakal dibuat
percaya kalo dia memang beneran koki handal deh. Sedangkan yang lainnya kayak
Adi Kurdi, Ringgo Agus Rahman, Fanny Fabriana, dan Aura Kasih tetep bisa
jalanin perannya dengan baik meskipun ga dikasih eksplor lebih di naskahnya.
Untuk bagian sinematografi, bisa
bangetlah nangkep pemandangan yang ajib ketika di arena kempingnya. Terus
setiap adegan memasak, para penonton pasti dibuat ngeces ama penampakan
makanannya yang menggugah selera. Tapi sekali lagi, entah kenapa perpindahan
adegannya kayak loncat-loncat, karena editornya atau emang naskahnya gitu ya?
So, kesimpulan untuk film
Koki-koki Cilik ini, bagi penonton
dewasa mungkin bakal merhatiin teknis yang kurang mulus, sedangkan bagi
penonton anak mah dijamin bakal tetep ngehibur. Soalnya ketika gw nanya ponakan
gw, apa dia suka ama filmnya, jawabannya: “Suka. Pengen nonton lagi ah nanti..”
Pokoknya sekarang keputusan ada di tangan Anda. Mau ditonton atau diskip? Atau
kayak gw nih, yang sekarang malah penasaran ama film satunya lagi, film ‘Kulari
ke Pantai’. Hehe..
Skor: 3/5
#654kata
No comments:
Post a Comment