Showing posts with label Misteri. Show all posts
Showing posts with label Misteri. Show all posts

Saturday, November 11, 2023

Review Buku: Rana Renjana


 Sinopsis:

Buku yang memiliki cover yang menampilkan seorang perempuan berselendang putih di tengah-tengah ini menceritakan tentang sebuah desa di barat Kota Yogyakarta yang sedang mengalami pagebluk. Yang mengakibatkan turunnya sebuah kabut merah setiap senja tiba dari Pegunungan Menoreh. Celakanya, kabut itu ternyata membawa wabah yang menginfeksi anak-anak dengan penyakit yang aneh. Untuk mengatasi hal tersebut pertunjukan Tari Lengger Slingo pun harus segera digelar supaya bisa membersihkan desa dari serangan wabah tersebut.

Namun, hanya penari terpilihlah yang dapat menarikan ritual yang terdiri dari seorang perempuan yang akan menjadi sang ledek dan seorang pria sebagai pengibingnya itu. Ranaya sudah jelas akan menjadi sang ledek, sedangkan untuk posisi pengibing, sesepuh desa masih bimbang memilih antara Rama dan Jana yang sialnya sudah sedari kecil tidak akur dan sedang dibutakan cinta. Sehingga mereka pun bersaing mati-matian untuk mendapatkan peran itu, sekaligus bersaing untuk mendapatkan cinta Ranaya yang merupakan cinta pertama mereka.

Bagaimanakah kelanjutan kisah dari kisah cinta mereka? Serta bagaimanakah nasib dari Desa Slingo nantinya? Apakah desa tersebut akan selamat dari serangan pagebluk?

Review:

Membaca buku yang memiliki jumlah sekitar 200 halaman ini sungguh membuat bibir menyunggingkan senyum. Karena buku karangan dari Fika Artha atau yang lebih dikenal dengan nama Piko tersebut berhasil membawakan perpaduan dari kisah persahabatan, romantis, misteri, fantasi, serta budaya dengan bagus. Sang menulis menyajikan ceritanya dengan begitu meyakinkan, sehingga berhasil membuat pembaca –khususnya saya- merasa terhubung dengan karakter-karakter yang ada di dalamnya. Goresan tangannya itu pun sukses membuat kita peduli dengan apa yang terjadi pada para tokoh fiktif yang ada dalam pengisahan novel dengan judul ‘Rana Renjana’ tersebut. Sepertinya, latar belakang penulis yang memang berasal dari Yogyakarta juga membantu membuat tulisan dari kisah ini menjadi begitu luwes. Karena penjabaran latar atau setting dari kota Yogyakarta dapat tergambarkan dengan baik.

Untuk bagian konflik cerita, meski dalam pengisahannya ada beberapa sub plot atau percabangan, semuanya tetap terhubung satu sama lain sehingga mendukung plot utama yang memang terfokus pada Desa Slingo dan pagebluknya. Sayangnya, meski klimaksnya tetap dikemas dengan apik, namun sang penulis terlihat seperti terburu-buru dalam menyelesaikan konfliknya. Sehingga semua permasalahan dan penyelesaian berkumpul menjadi satu pada paruh akhir novel tersebut. Tapi secara keseluruhan, cerita yang kuat dengan unsur kebudayaan ini tetap patut untuk diacungi jempol. Maka tak heran jika akhirnya novel ‘Rana Renjana’ ini berhasil menyabet gelar juara 2 dari kompetisi Cerita Khatulistiwa 2022.

Jadi, apakah buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas ini layak untuk dikoleksi? Yes, tentu saja! Apalagi buat kalian yang memang suka dengan kisah mistis dibalut romantis dengan segala kisah budaya kental di dalamnya.

NB: Buku ‘Rana Renjana’ dapat dibeli offline di TB Gramedia atau online di Harian Kompas Official Shopee dan Tokopedia.

Wednesday, September 26, 2018

Short Review: Film Agustus 2018 (MI:6, Si Doel, SIM, Wiro Sableng)

Film yang ditonton di bulan Agustus 2018


Sebelumnya gw sempat bahas tentang film yang rilis di bulan Agustus dan film yang bakal gw tonton di bulan itu, nah, untuk kali ini gw bakalan kasih short review tentang film-film yang telah gw saksikan di bulan kelahiran orang-orang bernama Agus tersebut. Curcol dulu ah, niatnya mah kan gw teh cuma mau nonton 2 film aja, eh, ga taunya malah jadi 4 film. Sebenernya bisa nambah jumlah nontonnya lagi seandainya gw ga bisa nahan hasrat dan seandainya keuangan mencukupi. Tapi emang film yang rilis di bulan Agustus pada menggoda selera sih. Beberapa yang gw sesalin ga nonton tuh kayak Brother of the Year film Thailand keluaran GDH, ada juga Detective Conan the Movie yang terbaru, terus film Sultan Agung yang pas gw mau nonton udah keburu turun layar.

Alesan lainnya gw jadi banyak nonton itu karena gw manfaatin promo dari salah satu aplikasi pembelian tiket online yang bernama tix id. Tiga dari film yang gw tonton manfaatin promo buy 1 get 1, sedangkan yang satu lagi promo diskon 73% pas tanggal 17 Agustus, ajib banget yak. Makanya lumayan bisa ngirit lah. Eh, btw gw ga diendorse ama aplikasi ini ya, gw mah cuma nginfoin aja supaya kalian juga jadi kalap nonton kayak gw gara-gara promo aplikasinya. Hahaha..

Yowis lah, sekarang mari kita masuk ke pembahasan inti aja,  kita repiu satu persatu filmnya...


Mission: Impossible - Fallout
Poster Mission: Impossible - Fallout

Sebenernya di jaman kiwari mah udah banyak film bertema agen-agen kayak gini, tapi entah kenapa franchise ini merupakan salah satu yang bisa bertahan dan tetap rutin merilis sekuel-sekuelnya. Tapi emang sih selain karena faktor Tom Cruise sebagai aktor utama, kelebihan Mission Impossible dibanding film lain tentu aja di kualitas filmnya yang bisa terjaga, bahkan selalu melebihi film-film sebelumnya, tak terkecuali untuk film Mission: Impossible - Fallout ini.

Filmnya tetep menawarkan aksi mendebarkan, dari yang tembak-tembakan, kejar-kejaran mobil/motor, kejar-kejaran helikopter, atau sekedar baku hantam doang. Hebatnya, kesemua adegan itu bisa ditampilin dengan asyik. Apalagi di film terbaru ini dari jajaran cast ketambahan sang pemeran Superman, Henry Cavill yang dijamin bikin ciwi-ciwi yang nonton pada meleleh liat ototnya yang gede-gede. Wekeke.. Oh iya, salut juga deh buat Tom Cruise yang jalanin semua aksinya tanpa stuntman. Gokil pisan lah!

Kesimpulan: Sangat cocok buat penyuka film aksi dan spionase. Semoga kalo ada film berikutnya bisa tetep keren atau malah lebih keren lagi. Amin.

Skor: 8/10 bintang.


Si Doel the Movie

Poster Si Doel the Movie

Salah satu alesan nonton ini pastinya karena faktor nostalgia dan penasaran ama lanjutan kisah dari seriesnya yang dulu tayang di salah satu stasiun tv kita. Pas nonton sih ga muluk-muluk hasilnya bakal sebagus seriesnya sih (ya iyalah medianya aja beda), tapi ternyata setelah nonton malah tetep bagus. Salut pisan lah ama aktor ama aktrisnya yang biarpun udah lama banget gapnya, di film terbaru ini mereka tetep in character. Karakter yang diperanin mereka masih sama kayak dulu kala. Si Doel tetep serius dan lebih mainin mimik muka, Bang Mandra yang petakilan tapi selalu memecah tawa, Atun yang selalu digodain bang Mandra, Zaenab yang tetep manis, Sarah yang masih cool, dan yang paling salut, maknyak yang meskipun lagi sakit masih bisa nampilin sisi keibuan yang juarak. Untuk cast barunya juga ternyata ga ngecewain, ada anaknya Atun yang sama-sama endut, terus ada si Dul yang merindukan sosok ayahnya.

Ceritanya pun enak lah, ngalir gitu aja. Ga njelimet. Pun ga perlu dipake twist-twist-an. Tapi tetep makjleb. Malah di salah satu scene, mata gw teh sempet berkaca-kaca karena kepengaruh ama dramanya (Mungkin kalo nonton sendiri di rumah mah udah mewek. Haha). Kekurangan film ini cuma di durasi yang kependekan. Cius, gara-gara itu jadinya bikin endingnya gantung lagi deh. Tapi biarpun gitu, kalo ada sekuel pasti bakalan gw jabanin buat nonton lagi.

Kesimpulan: Film yang pas buat para penggemar si Doel series dulu. Buat generasi kekinian juga ok lah karena ceritanya emang selalu down to earth dan bisa diterima semua kalangan.

Skor: 7,5/10 bintang.


Sebelum Iblis Menjemput

Poster Sebelum Iblis Menjemput

Sebelum nonton film ini, sempet galau dulu dong. Apa pasal? Tentunya karena bingung mau nonton film horor yang mana, soalnya kan di waktu yang sama ada film Kafir: Bersekutu dengan Setan juga. Baca review dari yang udah nonton malah makin bingung, karena ada yang bilang film Sebelum Iblis Menjemput lebih bagus, dan ada yang bilang sebaliknya. Huft. Tapi syukurlah, setelah Shalat Istikharah *lebay* gw pun milih film horor buatan om Timo ini. Menurut gw filmnya OK lah, meskipun ada beberapa scene yang memang ga logis dan bisa dibilang plot hole, tapi overall gw enjoy juga nontonnya. Horornya pun lumayan dapet. Jump scare-nya juga ga murahan.

Soal akting, gw suka ama penampilan om Ray Sahetapy as Lesmana dan Karina as istrinya, terus ada tanteh Ruth yang jadi dukun. Akting mereka yang paling ok lah di film ini. Sedangkan untuk jajaran muda-mudinya kayak Neng Chelsea Islan, Pevita Pearce dan lainnya masih bisa meranin dengan baik juga. Meskipun di beberapa scene kadang malah agak kurang.

Kesimpulan: Pokoknya sebagai film horor, tugas film ini untuk nakut-nakutin cukup berhasil. Meskipun kalo mau dibandingin ama film Pengabdi Setan-nya Jokan, film ini sedikit ada di bawahnya. Sangat cocok ditonton bareng temen-temen se-geng.

Skor: 7/10 bintang.

 
Wiro Sableng 212

Poster Wiro Sableng 212

Film ini nih yang paling niat banget mau gw tonton di bulan Agustus. Soalnya gw kan termasuk generasi 90an yang sempet ngikutin tv seriesnya dulu. Jadinya penasaran pisan deh ama film terbarunya. Alhasil pas ada presale tiketnya, gw pun ga ragu buat beli (yang pasti karena promonya juga menggiurkan. Wakaka).

Sempet ragu ama kualitas CGI film ini karena di teaser pertamanya tuh kayak belum beres gitu, mirip kayak sinetron laga yang ada naga-naganya, tapi pas kemaren nonton ternyata malah CGI dan Sinematografinya keren pisan. Ada glitch-glitch dikit mah wajar lah ya, tapi secara keseluruhan ajib lah.

Ceritanya sendiri emang khas film kolosal, soal pendekar putih lawan pendekar hitam ditambah dengan cerita perebutan takhta. Kesemuanya enak banget diikutin lah. Tapi yang paling gw suka tentunya scene awal dimana kita diperkenalkan pertama kali dengan karakter Wiro Sableng yang merupakan murid dari Sinto Gendeng. Apalagi kemistri murid sableng dan guru gendeng itu nyatu banget. Banyak scene kocaknya lah tiap scene mereka. Wekeke... Tiap karakter-karakter yang muncul juga ternyata sangat menarik. Hanya saja ga semuanya dapet screentime yang cukup, kesannya jadi kayak karakter numpang lewat doang.  Sayang pisan lah.

Kalo soal akting, hampir semuanya berakting dengan bagus. Vino sukses meranin karakter Wiro yang emang sableng, ada pula Anggini yang diperanin Sherina yang mimiknya selalu serius, Fariz sebagai Bujang Lapuk Tapak Sakti pun jalanin perannya dengan luwes, kang Yayan Ruhian juga berhasil meranin Mahesa Birawa yang jadi main villain di sini. Sisanya pun ok-ok pisan lah.

Tapi sayang, untuk bagian aksinya malah digarap dengan kurang ok. Gw yakin sih koreografi buatan kang Yayan dan kang Cecep mah udah bagus, tapi angle kamera pas nangkep adegan laganya malah kurang pisan. Jadinya setiap adegan aksi tuh seringnya teh di-zoom mulu, atuh gimana bisa nikmatin koreonya ya? Huft, semoga di film selanjutnya bisa diperbaiki ya.. :D

Kesimpulan: Biarpun filmnya itu berseting kerajaan, tapi jangan takut, karena filmnya tetep asyik buat diikutin buat generasi kekinian. Bahasa yang dipake juga ga pake bahasa yang kaku kok. Dan meskipun masih ada kekurangan, film ini masih recommended. Ditunggu buat sekuel berikutnya..

Skor: 7,5/10 bintang.


Monday, October 24, 2016

Goa Gudawang Bogor: Kata siapa Bogor gak punya Goa?

Trip Goa Godawang Part 1
with Bikepacker Kaskus Depok


Buat warga Bogor, kalo ada yang ngasih pertanyaan, "Apa di Bogor ada Goa?" pasti kebanyakan bakalan jawab gak ada atau gak tau. Yeah, dulu pun gw bakalan jawab kayak gitu kalo dapet pertanyaannya. Sedangkan sekarang? Tentu tidak kan saya beri Combantr*ne #eh, karena sekarang gw tau kalo Bogor ternyata punya Goa yang terbentuk secara alami, braay. Sebut aja Goa Gudawang dan Goa Agung Garunggang. Nah, untuk yang sekarang bakal gw bahas tentu aja Goa yang udah gw datengin, dan goa itu adalah.. *SFX: Jengjeng* Goa Gudawang. Goa ini terletak di wilayah Cigudeg, Jasinga, Bogor. Makanya ga heran ga banyak orang yang tau keberadaannya karena letaknya yang berada di perbatasan Bogor - Banten, padahal Goa ini udah dijadiin sebagai tempat wisata sejak lama lho! Ok cukup perkenalan soal Goa-nya, and now mari kita simak reportase perjalanan gw ke tempat itu bersama salah satu komunitas yang ada di forum yang terkenal dengan panggilan agan-sista itu. Hihi..

Curcol mode: on. Sebenernya gw udah ngincer Goa ini dari beberapa bulan sebelumnya. Malah, gw sempet nyambangin Goa-nya untuk sekedar survey, tapi berhubung saat itu gw dateng kesorean dan hujan turun, gw hanya bisa sampe di pintu gerbangnya aja, udah gitu balik ke Bogor lagi dah. Tapi gayung pun bersambut, komunitas Bikepacker Kaskus Regional Depok (yang terkenal dengan begalnya. lol) ternyata merencanakan untuk pergi ke Goa itu. Dan tentu aja, tanpa ragu-ragu gw mutusin buat join. Lagipula udah lama juga gw pengen kopdar ama temen-temen Bikepacker yang bersahaja nan gokil itu. Maklum, biasanya mereka mah jalan-jalannya jauh-jauh mulu. Gw yang hanya punya bisa libur sehari doang pun hanya bisa mupeng ketika mereka ngasih ratjoen-ratjoen hasil piknik mereka. Nah, berhubung kali ini destinasi mereka adalah kota Bogor, so, mari kita meluncur, gaaan.. Curcol mode: off.


Di trip kali ini, gw juga ngajak temen gw, anak Track Kaskus Bogor, Tyan Mirasih sama anak Woles futsal, akang Troji, supaya ada temen dari Bogor gituh, soalnya kan yang lain mah berangkat dari Depok. Sesuai perjanjian, untuk tikum (titik kumpul) di Bogor, kita bakalan janjian di dekat Lottemart Yasmin jam setengah 8 pagi. So, di minggu paginya, gw ama Troji yang berangkat semotor udah meluncur ke tekape sekitar jam 6. Tapi berhubung perut laper, kita melipir dulu ke perumahan Yasmin untuk sarapan, sekalian cuci mata, soalnya tiap hari Minggu di situ banyak yang lari pagi, udah gitu ada pasar kagetnya juga. Di situ kita sekalian nungguin si Tyan yang katanya baru meluncur dari rumahnya. Eh, sekitar jam 7, ada WA dari anak-anak Bikepacker Depok, katanya mereka udah di tikum, lha si Tyan malah belum dateng juga, gw ama si Troji juga masih sarapan. Ya udah lah, langsung buru-buru abisin makananna, terus cuus meluncur ke Lottemart, gak lupa nelpon si Tyan untuk langsung ke tikum aja. Nyampe di Lottemart, celingak-celinguk dulu, nyari rombongan motor, masalahnya ada dua rombongan motor yang parkir, satunya di sebelum jalan Johar, satunya lagi setelahnya. Untungnya gw udah familiar ama om Pirman yang ngajakin trip ini, gw samperin, salam-salam dulu, eh, ternyata yang rombongan motor satu lagi juga masih rombongan kita, jadi disalamin juga atu-atu. Abis itu ga berapa lama, si Tyan dateng juga. So, langsung aja deh kita cao ke tekape.

Jalur yang kita lalui untuk menuju Goa Gudawang start dari Yasmin adalah Yasmin - Bubulak - Dramaga - Leuwiliang - Jasinga - Cigudeg. Perjalanan ke sana bisa dibilang cukup lancar, tanpa kemacetan yang berarti. Paling-paling macet juga hanya di sekitaran IPB Dramaga, pertigaan Cibeureum Petir, sama pertigaan Cibatok, selain itu mah lancar cooy.. Oh iya, buat yang pertama ke sini, nanti pas nemu cabang V (kayak ketapel) setelah Leuwiliang yang di tengah-tengahnya ada miniatur tugu kujang, belokin motor ke kanan ya.. Dari situ kita udah mulai masuk wilayah Cigudeg yang banyak kebon kelapa sawitnya. Nanti tinggal terus ikutin jalannya sampe nemu jembatan yang lagi direnovasi, ga jauh dari sini ada plang di sebelah kanan jalan bertuliskan "Misteri Air dalam Tanah", yep, itu adalah plang petunjuk ke Goa Gudawang, tampak serem ya? Wekeke.. Udah deh, kalo udah nemu plang ini mah tinggal belokin kendaraan ke arah situ dan ikutin jalannya, terus ikutin jalan sampe nanti nemu plang Misteri Air dalam Tanah lagi di sebelah kanan jalan, dan sampailah kita di parkirannya. Yuhuu...

Nyampe di parkiran, perkenalan dulu lah sama semua peserta trip, udah gitu foto rame-rame dengan banner kebangsaan Bikepacker Depok. Beres foto-foto, bayar htm 7 ribu per orang, plus 1 motor seribu. Dan saatnya kita eksplor Goa Gudawang, yeeeey! Btw, pas kita mau eksplor ini ditawarin mau pake jasa Guide atau nggak, kita pun menolak dan berangkat dengan kaki kita sendiri.. Ahay.. Goa pertama yang kita datengin adalah Goa Simasigit, goa terpendek di kawasan komplek Goa Gudawang ini, tapi tetep keren lah stalaktit/stalakmitnya walaupun keliatannya udah pada mati, ga ada yang netes lagi. Cukup eksplor Goa ini, meluncur ke Goa berikutnya, yang merupakan goa dengan kedalaman kurang lebih 500 m - 1 km. Dari sini nih, adventure goa sesungguhnya dimulai. 

Goanya masih keliatan alami banget, terus stalaktit/stalakmitnya juga keliatan masih aktif, airnya masih netes. Di bawah goa juga terdapat aliran sungai yang cuma semata kaki.. Sayangnya beberapa meter masuk ke dalam Goa, beberapa peserta yang salah kostum karena pake sepatu biasa dan ga bawa baju ganti mutusin buat balik lagi ke luar, mereka ga siap becek-becekan padahal kan yang becek itu enak #eh. Tapi selain karena rutenya yang mulai becek-becekan, beberapa langit-langit goa ada yang tingginya hanya sekitar 1 meteran, sehingga kita kudu jalan jongkok buat lewatinnya, makanya makin bikin nyali beberapa peserta jiper. Padahal sebelumnya di WA udah diwanti-wanti untuk bawa baju ganti terus pake sendal buat basah-basahan lho. Jadilah hanya tersisa gw, troji, tyan, om ndang, sama om Pirman.

Just info, kalo mau eksplor goa ini tanpa guide biar ga nyasar, tinggal ikutin aja kabel listrik yang melintang di dalem goa, yep, kayaknya goa ini juga sempet diberi penerangan, tapi mungkin biar kerasa jiwa petualangnya, listriknya dicabut *sotoy mode*. Balik lagi ke petualangan sisa peserta yang masuk ke perut goa, kita terus jalan nyusurin ke dalem, sambil sesekali berfoto ria di kegelapan. Semoga pas foto-foto kagak ada mahluk laen yang ngikut-ngikut ya? Hehe.. Cukup dalem kita ngejelajahi goa, sampe pas ujung ada cabang, ke bawah sebelah kanan yang ada selokan air sekitar sebetis, dan ke kiri naek ke atas. Untuk yang ke bawah kanan ini kita rada ragu, takutnya si selokan air ini selanjutnya bakalan makin dalem, jadinya kita mutusin buat naek ke kiri. Tanjakannya cukup curam dan licin, terus kita juga kudu masuk ke celah lobang dengan ketinggian setengah meter, nah pas kita udah keluar dari lubang itu ternyata di dalemnya ada kayak ruangan luas berbentuk kubah, di sini juga aroma dari kotoran kelelawar makin menyengat. Jelas lah, karena para kalong itu ternyata sarangnya di sini, soalnya pas kita senter langit-langit gw yang tingginya sekitar 3-5 meter ini keliatan kalongnya lagi pada nangkring. Kita ga bisa berlama-lama di sini, karena nafas kita kerasa makin eungap, mungkin kandungan oksigennya mulai menipis soalnya pan kagak ada ventilasi. Ya udah, kita mutusin buat turun, lagian takut ada yang kentut di sini juga, udah mah oksigen tipis, udara tercemar, bisa-bisa pada pingsan di dalem. Halah..

Abis turun, kita langsung balik lagi ke mulut goa tempat kita masuk, ternyata yang lain lagi pada leyah-leyeh di saung yang ada ga jauh dari mulut goa. Pas kita keluar, mereka langsung ngetawain terus pada komen, "Abis pada macul dimana? Kok pada kotor berlumpur. Haha.." Bukannya marah dikomen gitu, kita malah ikutan ketawa, karena baru sadar badan kita emang kotor sekotor-kotornya, lah di dalem mah mana keliatan. Huahahaha... Eh tapi abis gitu, mereka yang ga ikut ke dalem, pada kepo nanyain keadaan di dalem goa. Dan biarlah om Pirman sebagai jubir yang menceritakan kisahnya.. Ladalah, ternyata dia malah nyeritain kalo di dalem banyak banget batu akiknya, tapi dia takut ngambil, takut ada 'penunggu' yang ngambek. Hadeuh, hadeuh, ceritain keadaan goa, om, bukan batu akiknya! XD

Cukup lama kita istirahat di saung itu, kita pun langsung meluncur ke goa terakhir yang bernama goa Simenteng. Goa ini mah bisa dibilang goa paling bersahabat. Jalannya udah dikasih tangga, udah gitu ada penerangannya juga. Nah, di dalem goa ini ternyata ada mata air yang nantinya disalurin ke rumah-rumah sekitar. Pantes aja ya plang Goa Gudawang tuh dinamain Misteri air dalam tanah. Kalo di goa ini, semua peserta pada masuk, ga ada yang nggak. Cukup seru juga foto-foto di dalem sini, apalagi penerangannya lumayan cukup. Tapi kemudian, penerangan pun berakhir pas kita nemu kolam air di depan jalan, kita pikir ini ujung goanya, tapi pas disenter, ternyata kolamnya ga dalem, cuma sebetis, kita langsung lanjut eksplor ke dalem, kali ini penerangan berasal dari senter kita. Masuk ke dalem sehabis lewatin kolam, kita nemuin jalur goa yang cukup luas, bener-bener keren deh. Sampe akhirnya di belokan terakhir, kita nemu jalan buntu, dengan kolam yang terlihat dalam di depan, terus sarang kelelawar di atas kepala. Whoops, sepertinya kita udah eksplor terlalu jauh, karena lagi-lagi kerasa banget udara makin menipis. Kita pun mutusin buat balik dan keluar dari goa ini.

Fyuh, beres juga eksplor ketiga goa yang ada di komplek Goa Gudawang ini. Akhirnya kita pun beristirahat di salah satu saung untuk makan bekel, terus kebetulan waktu zuhur udah masuk, beberapa dari kita yang muslim mulai menunaikan sholat. And petualangan Goa Gudawang bersama Bikepacker kaskus Regional Depok ini pun berakhir!

Eit sebetulnya dari Goa ini kita masih lanjut meluncur ke Curug Rahong yang masih berada di sekitar kawasan ini. Tapi bersambung dulu ya, petualangannya bakalan diceritain di postingan berikutnya.. See you di postingan selanjutnya.. :D

Trip Goa Godawang part 2
with Track Kaskus Bogor

Horee, Track Bogor ngadain trip ke Goa Gudawang! Padahal baru aja bulan lalu gw ke sana bareng komunitas Bikepacker, cuman kok kayak kasian ya kalo gw ga ikut tripnya, soalnya ga ada yang tau jalan, dll *sok iye* *digebukin anak Track*. So, gw pun ikut trip ini lagi sebagai guide (abal-abal) mereka. Hehe..

FYI, Track Bogor milih tempat wisata ini sebagai destinasi karena sebetulnya di bulan September tempat ini tuh udah masuk ke list kunjungan. Tapi karena satu dan lain hal trip ke Goa ini dicancel, eh, bukan dicancel deh, ditunda. Menunggu waktu yang tepat hingga terpilihlah tanggal 18 Oktober 2015 untuk nyambangin goa itu. Seminggu sebelum hari-H, ajakan trip dipos oleh om Ronay, dan terjaringlah total 14 makhluk yang ikut melipir.

Hari - H

Seperti biasa, di setiap perjalanan Track Bogor, kita pasti selalu ngambil tikum di Stasiun Bogor. Selain karena berada di tengah-tengah kota, terkadang ada member dari luar Bogor juga yang ikut, dan mereka biasanya pake kereta. Untuk trip kali ini, tamu kita dari luar Bogor ada neng Nyunyun. Jam Setengah 8, tepat sesuai itin, gw dan si tilu (boncenger) udah nyampe di tikum. Belom ada sapa-sapa. Ga berapa lama, setelah gw bakar kemenyan, muncul-lah si Puang dengan motor 'ninja' merahnya. Dilanjut ama Ronay. Terus ada WA dari pak ketu anyar kita, om Akbar, dia plus bokin katanya masih di jalan. Abis itu dateng sepasang mahluk, om Eko ama mbebepnya. Dan lanjut ada om Riki. Terus Nyunyun nge-WA juga kalo dia bentar lagi nyampe, minta jangan ditinggal. Gw iya-in aja sambil nyuruh ke dia buat ngomong ke masinis supaya keretanya dipercepat *yakali*. Ga berapa lama muncul si Oki yang keliatan sedih karena kali ini ga bisa nge-track bareng ayanknya (hasbi, red). Dan terakhir ada pasangan om Rizki dan mbak Intan yang kabarnya lagi nambal ban di sekitaran pasar Bogor. Niatnya sih kita bakalan tetep nunggu mereka dulu, tapi karena waktu udah nunjukin 8.30 alias udah telat setengah jam dari itin, kita pun meluncur duluan. Tak lupa sebelum meluncur, kita mulai dengan membaca doa terlebih dahulu, agar diberi keselamatan selama perjalanan sampai pulang kembali. Doa selesai, saatnya cao ke teeee... kaaa... pee....

Rute perjalanan yang kita lalui adalah Start St Bogor - Gunung Batu - Sindang Barang - Bubulak - Dramaga - Leuwiliang - Jasinga - Cigudeg. Perjalanan bisa dibilang lancar jaya, tanpa ada kendala macet atau jalanan rusak. Kecuali ketika kita sudah berbelok ke jalan kecil menuju Goa (plangnya 'Misteri Air Dalam Tanah' coy! Serem!). Gw kira abis dari belokan ini yang petunjuknya bilang hanya 2 km lagi, cuma gw yang ngitungin jaraknya, ternyata temen lain juga pada ngitung! Yes, menurut plang itu kan jaraknya 2 km lagi, tapi menurut km di motor pas dari belokan itu menuju Goa-nya, nambah 5 angka, berarti yang bener bukan 2 km, tapi 5 km. Mungkin yang bikin petunjuknya itu salah ngitung pas ngejengkal jaraknya kali ya. Ah pokoknya sebagai info dari jalanan ini beberapa jalan masih kurang bagus tapi sedang dalam pengecoran. Jadi maybe beberapa bulan ke depan mah jalanannya udah full mulus. Overall total perjalanan makan waktu 1,5 jam (setengah jam lebih cepat dari itin). Oh iya, sehabis pasar Leuwiliang itu om Rizki ama mbak Intan udah berhasil gabung di iring-iringan kita. Jadi kita sampe di Godawang itu udah full member 14 makhluk.

Sesampainya di Goa Gudawang, kita langsung markirin kendaraan, regangin badan yang udah lumayan kaku karena perjalan lumayan jauh, terus tepok-tepok pantat yang udah mulai agak tepos gegara kelamaan duduk. Abis itu semua peserta pada ngumpul dulu buat adain sesi perkenalan yang dipimpin oleh om DJ_ alias om Akbar. Maklum namanya open trip pasti ada wajah tak dikenal yang baru gabung. Jadi sesi perkenalan ini kan sekaligus ngeakrabin supaya nanti pas kita jalan ga ada yang saling cuek. Soalnya perjalanan ke Goa kan bakalan gelap-gelapan, jadi kita harus bisa saling ngejaga satu sama lain gitu lho! Ok, beres perkenalan, langsung kelarin administrasi. Semua ditagihin 10ribu per orang, itu juga masih ada sisa lho , htm kan 7rb+1rb buat motor, jadi nanti sisanya itu buat bayar guide. Sip, administrasi pun kelar, abis itu foto-foto dulu lha, di depan gerbang Goa Gudawang sambil bentangin banner Track Bogor buat bukti supaya ntar dapet donat dari pak RL. Hahaha..

Sesi foto pun selesai, setelah semua masuk ke kawasan Goa Gudawang, guide yang bakalan nemenin kita pun ngasih instruksi buat nyimpen barang bawaan di tempat penitipan, terus nyuruh kita buat siap-siap. Beberapa peserta pun mulai ganti baju siap tempur bin basah-basahan, eh, baju tempur buat becek-becekan deh karena mereka taunya air paling dalem itu cuman sebetis, entah itu info dari siapa *ngumpet dulu biar ga ada yang nunjuk ke gw*. Gw sendiri yang bulan lalu baru aja dari Goa ngerasa ga perlu ganti baju, gw hanya pake celana jeans, kaos, serta jaket. Itu sudah.. *logat ambonnya keluar*. Abis itu kita juga mulai ngeluarin senter buat di dalem entar. Harusnya persiapan selesai, tapi mr Oki mengusulkan untuk membawa snack juga. Katanya takut kejadian kelaparan dan kehausan pas river trekking di Curug Naga tidak terulang kembali. Apakah itu ide bagus? Maybe, kita liat aja nanti. Nyehehe..

Semua persiapan udah kelar, saatnya mengunjungi Goa pertama sekaligus goa yang paling dalam dari tiga goa yang dibuka di kawasan wisata ini. Nama Goanya Sipahang. Wajah-wajah ceria masih ditampakkan oleh semua peserta, sepertinya mereka tidak tau tantangan menegangkan yang akan mereka lalui di dalam nanti. Fufufu.. << Btw, gw juga kagak tahu deh, sueer! Untuk menuju Goa Sipahang, kita harus jalan kurang lebih 300 m dari gerbang utama, melewati jalan setapak yang sudah tersusun rapi, setelah bertemu pertigaan, nanti kita pilih arah ke kanan dan turun melalui tangga, sampai bertemu mulut goa-nya. Btw, pas turun tangga itu, gw pan jalan di paling depan, and you know what, ternyata gw udah nginjek seekor ular yang lagi berjemur di salah satu anak tangganya. Ularnya sih kecil warna kuning apa ijo cerah gitu (kayaknya uler pucuk). Gegara keinjek itu si uler udah dalam posisi siap nyerang, untungnya si Nyunyun dan si Tilu ngeliat ulernya, jadi mereka langsung ngerem sebelum lewat, dan manggil mamang Guide. Kita mah udah was-was aja kan ama ulernya, eh, si mamang mah dengan nyante ngambil ranting, ambil uler itu, terus buang deh, kelar ga pake lama, dan semua pun bisa melenggang dengan santai. Eit rupanya uler tadi bukan hewan terakhir yang kita temuin sebelum masuk ke Goa, karena setelahnya, kita ngeliat ada seekor bajing a.k.a tupai keliatan berbaring di pinggir tangga. Tadinya kita kira ini karena serangan uler tadi (si uler langsung ngemeng: “Enak aje lo pake salah-salahin gue, tong!”), tapi setelah dicek mamang Guide, si bajing tadi teh kena tembakan dari senapan angin. Entah siapa yang tega nembak binatang lucu ini. Dian Sastro aja kagak tega nembak gw yang super duper menggemaskan kayak gini. Hiks.. Hiks.. *curcol episode 2* << ditereakin yang baca: Mup on, oy, itu mah udah jadi istri orang!

Oke, kelar semua kejadian pembuka yang lumayan mendebarkan tadi, akhirnya kita sampai di mulut Goa Sipahang, dan suasana gelap, hening, angker mulai kerasa. Di sini kita pun dikumpulkan oleh si mamang Guide yang nyuruh kita buat memanjatkan doa sebelum kita melakukan petualangan di dalam Goa nanti, doa dipaparin salamat pokona mah. Beres doa, semua senter langsung dinyalain, kita pun mulai merangsek masuk ke dalam Goa yang belum apa-apa udah nemu aliran air semata kaki. Makin ke dalem goa, suasana lebih kerasa creepy, belum lagi ada ponakan si batman yang seliweran di atas dinding goa. Beberapa kali kerasa banget kepakan angin dari sayapnya nerpa wajah gw, untung aja kagak sampe nabrak ya. Oh iya, dikarenakan goa ini masih dihuni ama para kalong, jadi jangan heran kalau di lantai goanya banyak banget kotoran-kotorannya yang item-item kecil mirip cokelat meses seres. Inget ya, ini cuma mirip, jangan ampe penasaran nyolek buat dicicipin! Hmm, untuk beberapa area juga tercium bau menyengat dari kotoran-kotoran itu, so, yang ga kuat ama bau-bau menyengat, siap-siap aja dibuat mual.

Kembali ke perjalanan, formasi kita saat caving ini adalah cowok-cewek-cowok. Jadi kebagi tiga formasi, intinya cewek ada di tengah-tengah supaya berasa lebih aman. Yosh, beberapa menit jalan kaki, keringat mulai bercucuran, tapi kita masih bisa narsis-narsis, becanda ketawa-ketiwi, foto-foto dengan background stalaktit/stalakmit, dll. Maklum trek awal mah cuman disuguhin jalan yang biasa, paling cuman gelap-gelapan naek turun batu doang. Yeah, trek biasa itu harus berakhir sampe kita ketemu ama rute yang bikin kita harus jalan jongkok karena langit goa yang rendah, iya kalo jalan jongkoknya di jalan biasa, ini mah ada aliran airnya, jadi kudu plus becek-becekan juga dah. Tapi itu belum seberapa sampe akhirnya kita harus jalan di air dengan kedalaman sebetis.. Iya cuman sebetis awalnya, tapi lama-lama kok sampe sepaha, sepinggang, sedada, bahkan seleher (airnya dingin pula). Btw, just reminder, inget kan pas gw bilang kalo gw pernah ke Goa ini sebelumnya? Yes, tapi ternyata rutenya berbeda coy! Waktu itu gw jalan tanpa guide, dan pas persimpangan di dalem, gw pilih jalan yang kiri dan naek ke atas dan berakhir di sebuah jalan buntu dengan langit goa seperti kubah, tapi ketika sekarang jalan bareng guide, ternyata malah lewat jalan kanan dengan rute bebecekan tadi. Dan resmi sudah kalo gw saltum! Mari galakkan hashtag #GoaBecekBecekanCumanSebetis #UntungGwPakeJaket *kemudian ngakak ga percaya. Hahaha*.

Pokoknya dari rute yang belum pernah gw datengin ini, rutenya beneran asyik. Iya asik seandainya gw ga salah kostum, seandainya gw ga bawa handphone karena itu salah satu penyesalan paling luar biasa di perjalanan kali ini. Tapi sekali lagi dibawa hepi aja meskipun si hape sekarang udah berhasil nyelup ke aer pas kita harus lewatin tantangan dengan jalan dalem goa yang digenangin aer sampe leher. Padahal si hape udah dimasupin plastik dan dititipin ke mamang guide-nya. Tapi menurut kesaksian si Tilu, plastiknya itu malah dipake buat ngayuh ama si mamang. Yassalam banget dah ah. Wakaka.. Pas di trek ini juga beberapa peserta yang ga bisa renang ada yang mulai berpanik ria *lirik mbebep Eko*. Akhirnya dengan ditolong oleh om Akbar dan dengan tarikan tangan gw, mbebep eko itu berhasil lewatin tantangan meskipun harus rela meminum beberapa tengguk air pas dia panik. Yosh, tantangan lewatin rute itu kelar juga. Tapi jangan kira penderitaan belum berakhir ya, soalnya sehabis ini ternyata tantangannya lebih gokil lagi coy! Kita harus jalan jongkok di lorong goa yang hanya cukup untuk seorang, dengan air yang hampir menyentuh langit-langit goa yang rendah. Jadi nanti pas kita jalan jongkok tuh, si permukaan air pas banget ada di idung kita. Sehingga solusi biar bisa napas normal, kita harus jalan jongkok dengan posisi kepala nenggak ke atas. Tapi ati-ati pas jalan juga ya, jangan ampe kalian nyium si langit goa yang ada tepat di atas pala. *fyuh*.

Finally, setelah perjuangan melewati tantangan yang cukup maknyos, mulai terlihat semburat cahaya dari depan. And yes, itu mulut goa! Tapi bukan mulut goa tempat kita masuk, melainkan mulut goa di sisi lain. Whatever lah yang penting sekarang mah kita bisa bernafas lega, dan beristirahat sejenak setelah sukses menaklukkan Goa Sipahang yang ternyata ajib pisaaan rutenya. Abis keluar dari mulut goa itu, kita langsung nyari sinar matahari buat bejemur karena badan kita full basah dan kedinginan. Beberapa peserta yang hapenya kecemplung juga langsung bongkarin hapenya dan ngejemur hapenya di bawah sinar mentari, including me. Hiks.. Dan untuk menjawab pertanyaan di atas, apakah bawa snack berguna untuk caving Goa Sipahang ini? Jawabannya KAGAK! Karena ternyata cavingnya ga makan waktu lama, udah gitu rutenya ciamik pula. Jadi buat temen-temen yang punya rencana caving kemari, lebih baik tinggalin snacknya di tas kalian aja, supaya bisa dimakan dengan tenang pas kalian udah berhasil explore semua goanya.

Beres istirahat sejenak, kita dibawa si mamang melintasi perkebunan untuk kembali ke pintu utama. Tapi sebelumnya kita sempet-sempetin foto lagi, keadaan sesudah bertarung di dalam goa. Penampakan kita tuh terlihat berantakan, basah, penuh keringat, dan juga tampang syok, tapi terlihat puas juga. Wakaka.. Dan gw pun harus siap dapet protesan dari mereka, “katanya sebetis, katanya ga basah-basahan cuman becek-becekan, katanya Dian Sastro ikut!”. Tapi setelahnya ditambahin, “Tapi tripnya emang keren, bener-bener ga nyangka, murah meriah tapi asoy, ternyata di Bogor ada tempat kayak gini ya!”. Yah, gw pun hanya bisa ber-haha-hehe sajah, sambil mikirin gimana ini nasib hape gw yang kena aer. Hihihi..

-=-=-=-=-=-=-=-=-

Beres istirahat, makan snack, dll. Kita mutusin buat explore dua goa lainnya, yaitu Goa Simasigit dan Goa Simenteng (kedua mulut goanya udah dibentuk kayak patung kepala macan). Kali ini kita explore tanpa guide karena goa-nya emang ga seekstrim yang sebelumnya, dan gw juga kan dah pernah ke situ, jadi woles-laah ya *ada backsound: “Woles apaan, biasanya juga lo nyesatin, bay!”*. Yang pertama kita datengin itu Goa Simasigit, goa paling pendek yang ada di sini. Disebut simasigit karena konon katanya dulu di Goa ini suka dijadiin tempat Sholat, alias jadi kayak masjid atau masigit kalo basa sunda. Inget, ya namanya itu dari basa Sunda, bukan dari nama panggilan jawa, Si-Mas-Sigit *halah*. Ga berapa lama explore goa ini, kita keluar dan menuju Goa Simenteng.

Nah, kalo goa yang ini mah dari mulut goanya udah dibikin tangga gitu, terus di dalem goanya juga udah dikasih penerangan, jadinya nambah enak buat explore (plus narsis-narsis *plaak*). Seharusnya sih perjalanan explore goa ini selesai sehabis penerangan lampu terakhir yang di depannya ada kolam air. Tapi berhubung jiwa adventure kita yang masih tinggi, plus rasa penasaran ama kondisi di dalemnya lagi, kita pun lanjut jalan, dengan gw sebagai guide-nya. Abis lewatin kubangan air tadi, kita nemuin goa dengan lorong yang gede, cuman kerasa pisan oksigen makin menipis di sini, karena nafas jadi berasa agak berat. Tapi kita terus lanjut dan lanjut, sampe akhirnya kita nemu jalan buntu dengan sebuah kolam lagi di depannya. Kolam ini mah ga keliatan dasarnya jadi udah cukup, stop kita ga akan bisa lewat lagi. Oh iya, di atas langit goanya juga jadi sarang kalong euy. Makanya pas kita dateng dan kita sorot pake lampu senter, tuh kalong pada bercicit rame, beberapa ada yang terbang seliweran karena panik maybe. Huft, paru-paru udah makin kerasa sesak, oksigen beneran makin menipis kayaknya, emang ga ada celah ventilasi buat udara masuk sih, well, inilah saatnya buat kita balik lagi dan say good bye ke Goa Simenteng. Di perjalanan keluar goa, ternyata kita nemu persimpangan jalan, hmm, mari kita explore, tapi ga pake waktu lama juga, karena sekali lagi, udara udah kerasa jarang. Kita pun segera naek dan, fyuuh, udara bebas. Kerasa seger banget dah!

Horee, kelar sudah kita menjelajahi goa yang ada di sini, sebetulnya kalo dari info dari mamang Guide, masih banyak goa yang ada, tapi yang boleh dikunjungi dan dibuka untuk umum hanya tiga goa ini saja. Yeah, tiga Goa ini aja udah puas kok, apalagi kalo dibuka goa yang lainnya ya? Iye, nggak? Iya aja deh daripada benjol.. Wekeke..

Acara berikutnya, ganti baju, istirahat, ngupi-ngupi, lalu prepare for go home.. Sebelum go home tidak lupa ngucapin makasih ke mamang guide yang udah nganterin kita tadi sambil ngasih salam tempel. Udah gitu kita cao buat nyari makan dan terpilihlah spot makan di Ayam Bakar kampus dalem Dramaga. Kita pilih spot itu atas rekomendasi om Gusti, yang bilang kalo makan di situ pasti ngenyangin. Gimana nggak ngenyangin coba, kita bebas ngambil nasi semau kita, meen.. Cucok lah buat kita yang udah kelaperan kayak sekarang. And then, beres makan, kita pun pamit satu sama lain untuk kembali peraduan masing-masing. Moga-moga kita masih diberi umur sehingga bisa nge-Track bareng lagi ya, gan n sis! Kalo gitu, sekian report dari gw, sebagai penutup.. gw ucapin “Salam sebetis!” Wakaka.. *kemudian kabur naek sapu terbang*

Dipos juga di http://www.tracks.web.id/2015/12/goa-gudawang-bogor-part-2.html



NB: Foto menyusul, lagi males ngedit. wekeke..

Thursday, December 31, 2009

Misteri Pohon Jambu Angker

Dalam rangka memeriahkan contest mengarang indah di situs indoakatsuki.us, gw pun iseng-iseng nulis cerita misteri garing di bawah ini. Mana temanya kudu milih antara sofa, diary, kacamata, pisau ama sendal jepit lagih. Tapi akhirnya pilihan tema jatuhnya ke sendal jepit, karena ide yang kepikir emang soal sendal jepit. Wekeke.. Eh, tapi harusnya cerita gw yang ini masuk ke tema sendal jepit juga kali yak? Hehe..

Ah, udahlah daripada kebanyakan cincong, sok atuh dibaca aja cerita di bawah ini teh:

Misteri Pohon Jambu Angker

Kampung Cibutek sedang heboh. Heboh berkat cerita tentang pohon jambu angker yang berada di dekat alun-alun kampung. Sudah empat orang yang mengalami kejadian mistis ketika berada di bawah pohon tersebut. Kabarnya mereka yang sedang nongkrong di sana sering diganggu oleh makhluk penunggu pohon itu. Namun berbeda dengan penunggu pohon lainnya yang sering mengganggu dengan cara melempar pasir atau batu kerikil kecil, penunggu pohon ini malah mengganggu dengan melempari korbannya menggunakan sendal jepit! Pantaslah seluruh jajaran sekolah geger dibuatnya..

Berbagai kabar angin pun sempat berhembus tentang siapa sebenarnya makhluk penunggu itu. Dari kabar yang bilang bahwa itu adalah hantu dari anak setempat yang suka memanjat pohon jambu dan tewas setelah terjatuh karena teman-temannya yang lain melemparinya dengan sendal jepit dari bawah, sampai ke cerita bahwa itu adalah hantu dari seorang penjaga tempat penitipan sendal di mesjid yang bunuh diri karena frustasi akibat gagal menjalankan tugasnya setelah beberapa kali dilaporkan sendal jepit yang hilang dicuri.

Tapi apakah gerangan yang sebenarnya terjadi? Siapakah kiranya hantu penunggu yang menghuni pohon jambu angker itu? Apa benar itu karena hantu? Mengapa harus sendal jepit? Beginilah ceritanya:

Terkisah di zaman ketika SBY berkuasa, hiduplah seorang bapak bernama Mudin. Beliau terkenal sangat aktif di perkampungannya. Setiap ada acara dia pasti selalu ikut menjadi panitia. Bahkan untuk acara sederhana seperti ulang tahun tetangganya sekalipun, dia selalu ikut membantu dan terkadang bersedia untuk menjadi badutnya.

Lalu apa hubungannya dengan pohon jambu angker yang tersohor itu dengan si bapak Mudin? Justru sangat berhubungan sekali. Karena sebetulnya pak Mudin yang rumahnya bersebelahan dengan tempat pohon itulah yang menjadi penyebabnya.

Ketika Agustusan telah tiba, seperti biasa pak Mudin ikut menjadi panitia. Kali ini dia kebagian tugas untuk mengurus pembuatan pinang untuk lomba panjat pinang. Tugas yang mudah untuk orang serajin pak Mudin. Dalam waktu 2 jam, dia sudah berhasil membuat satu buah pinang yang siap dipanjat, lengkap dengan hadiah-hadiah di atasnya. Karena saat itu sudah tanggal 16 Agustus, maka sorenya pak Mudin siap untuk memasang pinang itu di lapangan tempat dimana lomba akan dilakukan. Dia bawa pinang itu dengan gerobak hasil pinjamannya kepada tukang sayur dan sesampainya di lapangan dia pun langsung memasang pinang itu. Memasang pada lubang yang telah dia gali sebelumnya dan berusaha agar pinang itu bisa berdiri sekokoh mungkin.

Pinang telah berdiri. Namun belum sempat pak Mudin mengetes kekokohan batang pinang itu, beliau sudah dipanggil oleh tetangganya, diminta untuk ikut membantu memasangkan bendera-bendera di seantero kampung. Tentu saja, pak Mudin dengan semangatnya langsung ikut membantu. Dan dari keteledoran pak Mudin inilah awal malapetaka itu berasal.

Keesokan harinya, seluruh warga Rw 18 tak terkecuali pak Mudin telah berkumpul di alun-alun kampung. Mereka semua datang untuk menyaksikan lomba panjat pinang yang sebentar lagi akan diadakan. Dan tepat pukul 9 pagi, lomba pun dimulai. Semua memberikan semangat kepada para peserta yang sedang berusaha memanjat pohon pinang yang sudah diberi pelicin itu. Kadang kala mereka menertawakan nasib para peserta yang terjatuh dan gagal mencapai puncak. Akhirnya setelah berkutat selama kurang lebih 20 menit, kang Dadang yang bertubuh paling kecil dan bertugas memanjat paling atas, berhasil mencapai puncak pohon pinang. Seketika itu juga semua orang bersorak sorai, kang Dadang sendiri berteriak-teriak ‘Merdeka!’ sambil mengangkat tangan kanannya ke atas. Setelah itu dia bersiap untuk mencabut hadiah-hadiah yang ada di puncak pohon itu. Tapi naas sekali. Ketika dia mencabut dan melemparkan hadiah pertama yang berupa sendal jepit, pohon pinang itu oleng dan rubuh. Sehingga membuat tubuh kang Dadang yang masih berada di atas terjatuh dan menyangkut ke salah satu batang pohon jambu. Hiks..

Jadi dengan membaca gambaran cerita di atas seharusnya kita tahu kenapa akhirnya pohon jambu itu menjadi angker dan membuat orang yang bernaung di bawahnya selalu dilempar sendal jepit kan? Bukan, bukan karena arwah kang Dadang yang penasaran akibat meninggal sesaat setelah melempar sendal. Lagipula kang Dadang cuma luka ringan saja karena kejadian itu. Tapi semua itu karena pak Mudin yang tidak mau ada orang yang pacaran di bawah pohon jambu, sehingga dia selalu menjahili siapapun yang melakukan hal itu, salah satunya dengan melempari dengan sendal jepit miliknya.

So, moral dari cerita ini adalah jangan pacaran di bawah pohon jambu dekat rumah pak Mudin yo!! Atau lebih bagus lagi, ga usah pacaran. Wekeke.. :D

-=Tamat Dengan Garing=-