Wednesday, July 4, 2018

Review Film: Ant-Man and the Wasp (30 Hari Menulis: Hari ke-10)


 #30harimenulis #30harimenulis2018 #harike10

Review Film: Ant-Man and the Wasp

Poster Ant-Man and the Wasp

Sumprit, gara-gara film Avengers: Infinity Wars kemaren itu, gw jadi nungguin banget film ini, karena penasaran apakah ada sedikit penjelasan atau korelasi soal ending di film Avengers itu. Tapi ternyata...

*menghela nafas*

Yang pasti gw ga mau spoilerin ke kalian tentang itu. Sekarang mah mendingan fokus buat review tentang film Ant-Man and the Wasp ini.. Cekidot yo!

Sinopsis:

Pasca kejadian ‘perang sipil’ para Superhero di Jerman, Scott Lang a.k.a Ant-Man yang tertangkap mesti rela menjalani hukuman sebagai tahanan rumah selama dua tahun. Dalam periode itu, Lang berusaha memanfaatkan waktunya dengan menemani anaknya bermain dan juga menjalankan bisnis bersama rekannya. Tiga hari sebelum hukumannya habis, sebuah kejadian memaksanya untuk kembali berurusan dengan Hank Pym sang penemu Ant-Man dan Hope Van Dyne –The Wasp, yang sedang berusaha untuk membawa kembali Mrs Van Dyne yang tersesat di Quantum Realm dengan memanfaatkan teknologi Quantum Realm Tunnel. Namun ternyata masih ada pihak lain yang berusaha mencuri dan memanfaatkan teknologi tersebut untuk kepentingan pribadinya juga.

Berhasilkah misi mereka dalam menyelamatkan Mrs Van Dyne? Apakah Scott Lang bisa menyelesaikan hukumannya dengan tanpa masalah? Bagaimana nasibnya sebagai Ant-Man?

Review:

Harus dibilang, kalo film yang masuk di jajaran film MCU ini masih berada di jalur amannya. Film ini pun masih memakai segala formula unik seperti film pertamanya. Meskipun kita udah tau tentang kemampuan sang superhero dalam membesarkan atau mengecilkan tubuh atau barang, tetep aja kita sering dibuat cengo ama eksekusinya.

Cuman sayang euy, separuh durasi awal yang masih ukuteuyeuk alias berputar-putar di masalah Quantum Realm, bakalan rada bikin penonton rada jenuh. Yah, untungnya sih selalu ada pemecah keboringan dengan candaan-candaan yang dilakuin ama si Scott Lang atau si Luiz dan geng partner kerjanya. Oh iya, jangan lupain si imut Cassie juga yang beberapa kali berhasil bikin penonton ketawa.

Sisa durasi pas masuk bagian aksi juga masih dibawain dengan asyik. Pemilihan villainnya pun rada gahar kalo menurut gw. Tapi meskipun begitu, mungkin para penonton juga bakalan ada rasa simpati kepada karakter bernama Ava (the Ghost) ini, setelah diperlihatkan sedikit flashback soal dirinya dan alasan kenapa dia ngebet banget ama teknologi kepunyaan mr Hank Pym itu.

Soal akting, semuanya masih OK lah. Berhasil bawain karakternya dengan baik. Paul Rudd tetep ngocol tapi saik pas jadi Ant-man, Evangeline Lilly pun sanggup menyaingi performa sang karakter utama saat jadi The Wasp, Michael Douglas juga masih meranin karakter Hank Pym dengan prima, dan jangan lupain Michael Pena yang sukses jadi scene stealer di film ini. Tapi sekali lagi, gw mah demen ama akting si Ava atau Ghost yang diperanin Hannah John-Kamen. Entahlah, pembawaannya jadi pengen meluk dia gitu pas dia lagi galau dan merana. Ahay.. Eit, beberapa cameo atau karakter legendaris juga bakal muncul di sini lho. Dijamin syok deh pas ngeliat. Salah satunya kemunculan Opa Stan Lee. Heuheu..

Ngemeng-ngemeng soal Marvel Cinematic Universe, udah jadi ciri khasnya kalo bakal ada after credit scene. Khusus di film Ant-Man and the Wasp ini ada dua lho. Yang satu di tengah, satu lagi di akhir. Untuk yang di tengah, sangat-sangat wajib buat ditungguin pokoknya. Tenang, ga nungguin terlalu lama kok. Yang pasti scene-nya cukup penting dan rada ngejelasin kenapa si Ant-Man ga ada di film Avengers: Infinity War. Kalo untuk yang terakhir, skip-able lah. Mau ditonton monggo, dilewat pun ga apa-apa. Rada kocak sih. Hehe..

Yak, kesimpulannya film ini masih harus dimasukin ke watching list, terutama buat yang ngikutin film-film Marvel lainnya. Rada lambat dan boringin di awal, tapi bakal ngehibur banget ke belakangnya.

Skor? 7,5/10 bintang.

#577kata

No comments: